Postingan

Pembatasan Sebabkan Amarah Mahasiswa

Parade ormawa merupakan salah satu momen penting dalam rangkaian kegiatan PKKMB. Pasalnya, hanya dalam kegiatan itu setiap ormawa di UNY dapat menyambut kedatangan mahasiswa baru dari setiap fakultas di UNY. Dan hanya dalam momen ini pula seluruh maba berkumpul dalam satu ruangan untuk melihat wajah organisasi mahasiswa di universitas mereka, yang sedikit banyak akan menambah minat mereka dalam ber­ organisasi. Akan tetapi, ormawa malah di­ batasi kreativitasnya dalam berparade. Tahun ini, parade ormawa hanya boleh diikuti oleh perwakilan enam anggota perormawa. Terbatasnya ruang men­jadi alasan pihak penyelenggara me­netapkan peraturan tersebut. Padahal kenyataannya, masih banyak ruang kosong yang ada di dalam GOR saat berlangsungnya parade. Pun sudah tidak ada ruang, pembatasan kuota tetap tidak dapat dibenarkan. Penyaluran aspirasi merupakan hak mahasiswa. Dalih apapun untuk membatasi hak mahasiswa ini hanya omong kosong yang dibuat­-buat. Atau jangan­-jangan pihak universitas

Jumlah Mahasiswa Baru UNY Bertambah Tanpa Disangka

PKKMB di UNY menemui problem. Jumlah mahasiswa baru (maba) jalur Seleksi Mandiri (SM) membludak tanpa disangka oleh panitia pelaksana PKKMB. Tak ayal, panitia merombak persiapan pelaksanaan PKKMB. Tahun ini, UNY menerima 5.687 maba. Jumlah ini membludak dari perkiraan sebelumnya yaitu sebesar 5.270 maba. Informasi mengenai pembludakan jumlah maba ini terlambat untuk diketahui panitia. Pasalnya, pemberitahuan jumlah maba yang valid baru diberitahukan pada H­4 dilaksanakannya PKKMB. Melihat  keadaan  di atas, bisa diambil kesimpulan  bahwasannya pelaksanaan PKKMB di UNY tahun ini seakan dipaksakan. Penentuan jadwal PKKMB yang mepet dengan libur lebaran Idul Fitri menjadi salah satu sebab. Selain itu, tidak lancarnya komunikasi yang terjadi antara panitia dengan pihak admisi UNY juga menjadi salah satu alasan. Tentu kejadian ini sangat merepotkan panitia pelaksana, terutama dalam perihal pemesananPKKMB di UNY menemui problem. Jumlah mahasiswa baru jalur Seleksi Mandiri (SM) memb

Miskin? Jangan Kuliah!

Gambar
Kuliah kini semakin mahal. Membengkaknya biaya operasional karena inflasi, serta birahi universitas untuk unggul dari segi infrastruktur menjadi penyebabnya. Sistem pemeringkatan yang menekankan pada kelengkapan infrastruktur membuat perguruan tinggi berlomba-lomba membangun gedung megah yang tidak murah. Bahkan di beberapa universitas, dana pembangunan dibebankan kepada mahasiswa, yang tentu menambah beban biaya kuliah mereka. Hal ini tentu akan memberatkan orangtua calon mahasiswa yang akan mendaftarkan anaknya. Kenaikan biaya kuliah juga terjadi di provinsi DIY. Dilansir Tirto.id , Bank Indonesia Regional Yogyakarta mengeluarkan hasil survei bahwa biaya kuliah S1 di Yogyakarta pada tahun 2015 naik 18 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan biaya kuliah tidak sebanding dengan kenaikan upah buruh di Yogyakarta. Dilansir Merdeka.com , pada periode yang sama, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DIY hanya sebesar Rp129.200,00 atau 11 persen. Kenaikan upah ini termasuk keci

Jangan Sepelekan Korek Api

Korek api dapat menciptakan permusuhan. Sebuah persahabatan yang terjalin selama bertahun-tahun dapat hilang dalam sekejap hanya karena korek api. Bentuknya yang kecil membuat ia dipandang sepele oleh masyarakat. Namun siapa sangka, karena hilangnya sebuah korek api, seorang kawan dapat menjadi lawan dengan seketika. Bagi perokok, korek api merupakan alat vital. Tanpa korek api, mereka tidak dapat menyalakan tembakau berbuntal kertas tersebut. Terlepas dari adanya sumber api lain seperti obor, petir, maupun kompor gas. Namun, dibandingkan dengan sumber api lain, korek api lebih praktis. Karena muat di saku dan mudah dipakai. Korek api juga mengeluarkan api yang kecil dan terpusat. Sehingga, perokok dapat menyulut rokok dengan lebih aman tanpa takut terbakarnya kumis, alis, maupun bulu hidung mereka. Kehilangan korek api sekali atau dua kali bukanlah masalah. Namun, kehilangan korek sekali atau dua kali dalam 24 jam akan membuat murka perokok. Pepatah "sedikit demi sedikit lama

Membincang Puting-putingan Lelaki

Gambar
Source: bit.ly/putingsusuLelaki Puting susu lelaki membingungkan. Selain bentuknya yang bikin ketawa, ia juga tidak mengeluarkan susu layaknya wanita. Begitu pula dengan fungsinya. Puting susu pada lelaki tidak memiliki fungsi yang spesifik. Sehingga dianggap sekedar puting-putingan belaka. Lantas, untuk apa Tuhan menciptakan puting pada tubuh lelaki? Puting susu pada lelaki ternyata tidak serendah itu, saudara-saudara. Seperti dilansir menshealth.com , lelaki dan wanita memiliki jaringan embrio yang sama sejak dalam kandungan. Gampangnya, sudah tercipta template tubuh manusia, bebs. Namun belum muncul jenis kelamin tertentu. Seiring bertambahnya usia kehamilan, template tadi bermodifikasi sesuai banyaknya kromosom. Kalau kromosom X lebih banyak dari Y, bentuk tubuh lelaki -dengan puting tetap tertempel tentunya- yang akan terbentuk. Begitu pula sebaliknya, yang dibedakan lewat postur dan alat kelamin. Fungsi puting lelaki masih ada lagi. Puting lelaki bisa digunakan sebaga

Jangan Kekang Wanitamu!

Gambar
Source: bit.ly/8carajadiwanitamandiri/ Wanita bukan budak seks. Sama seperti laki-laki, wanita juga punya akal dan perasaan. Walaupun terdapat perbedaan fisik yang mencolok antara kedua jenis kelamin tersebut. Sudah sewajarnya jika suara dan pendapat wanita turut diperhatikan. Agar tercipta keseimbangan dalam roda kehidupan di dunia ini. Sejak dulu, media melakukan bias gender terhadap wanita. Mereka dianggap kaum yang lemah, dan tidak patut untuk berinisiasi dalam berkehidupan. Wanita ya, cukup di rumah saja. Mengurus anak dan rumah tangga, sekaligus bersiaga jika suami meminta jatah seks. Akibatnya, hak-hak wanita menjadi tidak terpenuhi. Budaya patriarki seperti ini sangat mengakar di Indonesia, khususnya di tanah jawa. Wanita jawa sering dipandang sebelah mata. Para gadis jawa kerap dikekang oleh orangtua mereka. Ruang gerak mereka sangat terbatas. Jika ingin bepergian, mereka harus ditemani oleh orangtua atau setidaknya saudara kandung. Sekali waktu mereka bepergian deng

Mahasiswa Jangan Gitu

Gambar
https://pendoasion.wordpress.com/2012/05/24/puisi-anak-anakku-wisuda/ Mahasiswa bukan budak nilai. Bukan juga robot yang harus melulu manut dengan dosen. Menghamba pada titahnya demi mendongkrak Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semata. Apalagi sampai menghalalkan segala cara agar dapat IPK sempurna. Berpura-pura baik di depan dosen atau mencontek ketika ujian, salah duanya. IPK sempurna bukan tolok ukur kesuksesan, beb . Mahasiswa tidak perlu terlalu ngoyo untuk mengejar nilai bagus. Apalagi sampai menjadi mahasiswa kupu-kupu yang kerjaannya kuliah, pulang, kuliah, pulang. Di mana asyiknya, sich ? Padahal banyak, lho , kegiatan yang dapat ditemukan di perkuliahan. Latihan berwirausaha, diskusi, lomba, olahraga, lomba olahraga, misalnya. Selain untuk mengasah skill , kita juga bisa dapat pengalaman baru, teman baru, atau pacar baru. Hehe. Berbagai fasilitas disediakan oleh kampus untuk meningkatkan skill mahasiswanya. Di internal kampus, ada Unit Kreativitas Mahasiswa (UKM).