Jangan Sepelekan Korek Api
Korek api dapat menciptakan permusuhan. Sebuah persahabatan yang terjalin selama bertahun-tahun dapat hilang dalam sekejap hanya karena korek api. Bentuknya yang kecil membuat ia dipandang sepele oleh masyarakat. Namun siapa sangka, karena hilangnya sebuah korek api, seorang kawan dapat menjadi lawan dengan seketika.
Bagi perokok, korek api merupakan alat vital. Tanpa korek api, mereka tidak dapat menyalakan tembakau berbuntal kertas tersebut. Terlepas dari adanya sumber api lain seperti obor, petir, maupun kompor gas. Namun, dibandingkan dengan sumber api lain, korek api lebih praktis. Karena muat di saku dan mudah dipakai. Korek api juga mengeluarkan api yang kecil dan terpusat. Sehingga, perokok dapat menyulut rokok dengan lebih aman tanpa takut terbakarnya kumis, alis, maupun bulu hidung mereka.
Kehilangan korek api sekali atau dua kali bukanlah masalah. Namun, kehilangan korek sekali atau dua kali dalam 24 jam akan membuat murka perokok. Pepatah "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" berlaku mutlak. Sebuah korek api berkisar pada harga Rp 2.000 sampai Rp 3.000. Harga sebuah korek api tidak seberapa dibanding harga rokok itu sendiri. Sedangkan harga rokok rata-rata Rp 15.000. Ketika kehilangan 1 buah, tak apalah. Tetapi, kehilangan 5 buah korek api dalam sehari tentu menjadi masalah serius. Perkara ini dapat memunculkan prasangka di antara perokok dalam ruangan yang sama.
Mayoritas perokok adalah orang dermawan. Mereka dengan mudah berbagi rokok dengan kawan di sekitar. Tak jarang pula mereka meminjamkan korek api kepada perokok sekitar yang lupa membawa korek api. Dengan demikian akan terjalin komunikasi yang efektif, karena antara komunikator dengan komunikan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengepulkan asap dari mulut. Efeknya, akan terjalin hubungan interpersonal yang baik, dan kemudian mengarah ke pertemanan. Tidak perduli apapun jabatannya, ketika menyinggung rasa sepoh, mereka akan melebur menjadi masyarakat yang sangat komunis: masyarakat tanpa kelas.
Tak jarang seorang perokok kehilangan korek api. Kecenderungan ini timbul karena mereka terlalu baik pada sesama. Karena terlalu baik inilah mereka ditusuk dari belakang, dicuri koreknya. Maka penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menghormati perokok dengan tidak mencuri korek mereka. Dengan demikian, perang dunia ke-3 tidak perlu terjadi.
Bagi perokok, korek api merupakan alat vital. Tanpa korek api, mereka tidak dapat menyalakan tembakau berbuntal kertas tersebut. Terlepas dari adanya sumber api lain seperti obor, petir, maupun kompor gas. Namun, dibandingkan dengan sumber api lain, korek api lebih praktis. Karena muat di saku dan mudah dipakai. Korek api juga mengeluarkan api yang kecil dan terpusat. Sehingga, perokok dapat menyulut rokok dengan lebih aman tanpa takut terbakarnya kumis, alis, maupun bulu hidung mereka.
Kehilangan korek api sekali atau dua kali bukanlah masalah. Namun, kehilangan korek sekali atau dua kali dalam 24 jam akan membuat murka perokok. Pepatah "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" berlaku mutlak. Sebuah korek api berkisar pada harga Rp 2.000 sampai Rp 3.000. Harga sebuah korek api tidak seberapa dibanding harga rokok itu sendiri. Sedangkan harga rokok rata-rata Rp 15.000. Ketika kehilangan 1 buah, tak apalah. Tetapi, kehilangan 5 buah korek api dalam sehari tentu menjadi masalah serius. Perkara ini dapat memunculkan prasangka di antara perokok dalam ruangan yang sama.
Mayoritas perokok adalah orang dermawan. Mereka dengan mudah berbagi rokok dengan kawan di sekitar. Tak jarang pula mereka meminjamkan korek api kepada perokok sekitar yang lupa membawa korek api. Dengan demikian akan terjalin komunikasi yang efektif, karena antara komunikator dengan komunikan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengepulkan asap dari mulut. Efeknya, akan terjalin hubungan interpersonal yang baik, dan kemudian mengarah ke pertemanan. Tidak perduli apapun jabatannya, ketika menyinggung rasa sepoh, mereka akan melebur menjadi masyarakat yang sangat komunis: masyarakat tanpa kelas.
Tak jarang seorang perokok kehilangan korek api. Kecenderungan ini timbul karena mereka terlalu baik pada sesama. Karena terlalu baik inilah mereka ditusuk dari belakang, dicuri koreknya. Maka penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menghormati perokok dengan tidak mencuri korek mereka. Dengan demikian, perang dunia ke-3 tidak perlu terjadi.
Komentar
Posting Komentar