Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Pembatasan Sebabkan Amarah Mahasiswa

Parade ormawa merupakan salah satu momen penting dalam rangkaian kegiatan PKKMB. Pasalnya, hanya dalam kegiatan itu setiap ormawa di UNY dapat menyambut kedatangan mahasiswa baru dari setiap fakultas di UNY. Dan hanya dalam momen ini pula seluruh maba berkumpul dalam satu ruangan untuk melihat wajah organisasi mahasiswa di universitas mereka, yang sedikit banyak akan menambah minat mereka dalam ber­ organisasi. Akan tetapi, ormawa malah di­ batasi kreativitasnya dalam berparade. Tahun ini, parade ormawa hanya boleh diikuti oleh perwakilan enam anggota perormawa. Terbatasnya ruang men­jadi alasan pihak penyelenggara me­netapkan peraturan tersebut. Padahal kenyataannya, masih banyak ruang kosong yang ada di dalam GOR saat berlangsungnya parade. Pun sudah tidak ada ruang, pembatasan kuota tetap tidak dapat dibenarkan. Penyaluran aspirasi merupakan hak mahasiswa. Dalih apapun untuk membatasi hak mahasiswa ini hanya omong kosong yang dibuat­-buat. Atau jangan­-jangan pihak universitas ...

Jumlah Mahasiswa Baru UNY Bertambah Tanpa Disangka

PKKMB di UNY menemui problem. Jumlah mahasiswa baru (maba) jalur Seleksi Mandiri (SM) membludak tanpa disangka oleh panitia pelaksana PKKMB. Tak ayal, panitia merombak persiapan pelaksanaan PKKMB. Tahun ini, UNY menerima 5.687 maba. Jumlah ini membludak dari perkiraan sebelumnya yaitu sebesar 5.270 maba. Informasi mengenai pembludakan jumlah maba ini terlambat untuk diketahui panitia. Pasalnya, pemberitahuan jumlah maba yang valid baru diberitahukan pada H­4 dilaksanakannya PKKMB. Melihat  keadaan  di atas, bisa diambil kesimpulan  bahwasannya pelaksanaan PKKMB di UNY tahun ini seakan dipaksakan. Penentuan jadwal PKKMB yang mepet dengan libur lebaran Idul Fitri menjadi salah satu sebab. Selain itu, tidak lancarnya komunikasi yang terjadi antara panitia dengan pihak admisi UNY juga menjadi salah satu alasan. Tentu kejadian ini sangat merepotkan panitia pelaksana, terutama dalam perihal pemesananPKKMB di UNY menemui problem. Jumlah mahasiswa baru jalur Seleksi Man...

Miskin? Jangan Kuliah!

Gambar
Kuliah kini semakin mahal. Membengkaknya biaya operasional karena inflasi, serta birahi universitas untuk unggul dari segi infrastruktur menjadi penyebabnya. Sistem pemeringkatan yang menekankan pada kelengkapan infrastruktur membuat perguruan tinggi berlomba-lomba membangun gedung megah yang tidak murah. Bahkan di beberapa universitas, dana pembangunan dibebankan kepada mahasiswa, yang tentu menambah beban biaya kuliah mereka. Hal ini tentu akan memberatkan orangtua calon mahasiswa yang akan mendaftarkan anaknya. Kenaikan biaya kuliah juga terjadi di provinsi DIY. Dilansir Tirto.id , Bank Indonesia Regional Yogyakarta mengeluarkan hasil survei bahwa biaya kuliah S1 di Yogyakarta pada tahun 2015 naik 18 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan biaya kuliah tidak sebanding dengan kenaikan upah buruh di Yogyakarta. Dilansir Merdeka.com , pada periode yang sama, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DIY hanya sebesar Rp129.200,00 atau 11 persen. Kenaikan upah ini termasuk keci...